Waqaf dulu yang saya tahu bahwa waqaf ini merelakan harta benda seperi tanah, bangunan, kendaraan digunakan untuk kepentingan lain yang lebih berguna seperti tanah di waqafkan untuk dibangun masjid. Tapi ternyata tidak hanya tanah dan benda – benda diatas tapi uang juga bisa. Dan ingat pahala waqaf ini akan terus mengalir walaupun kita sudah meninggal. Subhanallah….
Subhanallah sekali manfaat waqaf, yang perlu kita sadari dan ingat bahwa pahala waqaf ini tidak akan berhenti mengalir walaupun orang yang mmberi waqaf sudah meninggal. Karena waqaf ini termasuk dari 3 amalan yang pahalanya tidak akan terputus. Saudara dapat mewakafkan harta ataupun benda Anda melalui Yayasan Anak Bangsa Indonesia. www.anakbangsa.info Not profit organization to help poor children on education and leadership. Bantuan Anda sangat berharga bagi mereka. Biarkan mereka mendapat kesempatan untuk meraih masa depan yang cerah dengan senyum keberhasilan.
Wakaf dari
segi bahasa, berarti ‘menghentikan’ atau ‘menahan’. Maksudnya adalah membekukan
hak milik terhadap harta untuk suatu manfaat tertentu, biasanya untuk kepentingan
umum. Harta yang diwakafkan tidak boleh habis, tidak boleh dijual.
Penggunaannya pun harus sesuai dengan niat pemberi wakaf (wakif). Pahala wakaf
jauh lebih besar dan lebih langgeng daripada infak atau sedekah, karena akan
terus mengalir kepada wakif walaupu ia sudah meninggal dunia selama harta itu
masih dimanfaatkan.
Harta benda yang dapat diwakafkan oleh pewakaf hanya
sebatas harta yang nyata-nyata dimiliki dan dikuasai sepenuhnya oleh pewakaf
secara sah. Sebab kalaupun seseorang memiliki dan menguasai sesuatu harta, akan
tetapi kepemilikan dan penguasaan tersebut tidak diperoleh secara sah, maka
harta tersebut tidak memenuhi syarat untuk diwakafkan. Atau sebaliknya
diperoleh secara sah, akan tetapi harta benda tersebut tidak dimiliki dan
dikuasai, harta seperti ini tidak memenuhi syarat untuk diwakafkan. Sebab
berpotensi untuk timbul persoalan hukum dibelakang hari.
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf
menegaskan bahwa salah satu syarat utama yang harus dipenuhi mengenai harta
benda wakaf adalah harta benda yang hendak diwakafkan dimiliki dan dikuasai
oleh pewakaf secara sah.
Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah yang berhubungan
dengan persoalan perwakafan, menentukan bahwa harta benda wakaf itu terdiri
dari: a. Benda tidak bergerak(hak atas tanah, hak atas bangunan, hak atas tanaman, hak
milik atas satuan rumah susun dan benda tidak bergerak lain.), dan b. Benda bergerak (uang, logam mulia, surat berharga, kendaraan, hak atas
kekayaan intelektual, hak sewa, dan benda bergerak lain sesuai dengan ketentuan
syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku)(Pasal 16).
Selain benda-benda bergerak yang dikemukakan
diatas, yang digolongkan kepada benda bergerak yang dapat
diwakafkan adalah hak sewa. Misalnya seseorang pewakaf menyewa sebuah rumah
selama dua tahun, kemudin hak sewa selama dua tahun tersebut diwakafkan untuk
kepentingan tempat tinggal pelajar dan mahasiswa yang sedang menuntut ilmu.
Penggunaan harta benda wakaf-pun tentunya sangat beragam
pula. Selain digunakan seperti yang selama ini (untuk kuburan, pertapakan
mesjid dan madrasah), dimungkinkan juga digunakan untuk membantu fakir miskin,
untuk permodalan usaha, untuk bantuan kesehatan, beasiswa dan hal-hal lain yang
bermanfaat untuk kepentingan umat Islam dan kepentingan umum lainnya.
· Rukun
Wakaf (Waqaf)
1. orang yang berwakaf (al-waqif).
- Wakaf atas kemauan sendiri tanpa adanya paksaan dari pihak manapun.
- Pelaku wakaf memiliki hak untuk berbuat kebaikan.
2. benda yang diwakafkan (al-mauquf).
- Kekal abadi bendanya
- Milik sendiri
- Ada akad wakaf antara pemberi dan penerima waqaf.
3. orang yang menerima manfaat wakaf (al-mauquf 'alaihi).
4. lafadz atau ikrar wakaf (sighah).
1. orang yang berwakaf (al-waqif).
- Wakaf atas kemauan sendiri tanpa adanya paksaan dari pihak manapun.
- Pelaku wakaf memiliki hak untuk berbuat kebaikan.
2. benda yang diwakafkan (al-mauquf).
- Kekal abadi bendanya
- Milik sendiri
- Ada akad wakaf antara pemberi dan penerima waqaf.
3. orang yang menerima manfaat wakaf (al-mauquf 'alaihi).
4. lafadz atau ikrar wakaf (sighah).
· Syarat-syarat orang yang berwakaf
(al-waqif),
1. orang yang berwakaf ini mestilah
memiliki secara penuh harta itu, artinya dia merdeka untuk mewakafkan harta itu
kepada sesiapa yang ia kehendaki.
2. Kedua dia mestilah orang yang
berakal, tak sah wakaf orang bodoh, orang gila, atau orang yang sedang mabuk.
3. Ketiga dia mestilah baligh.
4. Dan keempat dia mestilah orang yang
mampu bertindak secara hukum (rasyid). Implikasinya orang bodoh, orang yang
sedang muflis dan orang lemah ingatan tidak sah mewakafkan hartanya.
- · Syarat-syarat harta yang diwakafkan (al-mauquf) Harta yang diwakafkan itu tidak sah dipindah milikkan, kecuali apabila ia memenuhi beberapa persyaratan yang ditentukan oleh;
1. pertama barang yang diwakafkan itu
mestilah barang yang berharga
2. Kedua, harta yang diwakafkan itu
mestilah diketahui kadarnya. Jadi apabila harta itu tidak diketahui jumlahnya
(majhul), maka pengalihan milik pada ketika itu tidak sah.
3. ketiga, harta yang diwakafkan itu
pasti dimiliki oleh orang yang berwakaf (wakif).
4. Keempat, harta itu mestilah berdiri
sendiri, tidak melekat kepada harta lain (mufarrazan) atau disebut juga dengan
istilah (ghaira shai').
- · Syarat-syarat orang yang menerima manfaat wakaf (al-mauquf alaih) Dari segi klasifikasinya orang yang menerima wakaf ini ada dua macam,
1. pertama tertentu (mu'ayyan) dan tidak tertentu
(ghaira mu'ayyan). Yang dimasudkan dengan tertentu ialah, jelas orang yang
menerima wakaf itu, apakah seorang, dua orang atau satu kumpulan yang semuanya
tertentu dan tidak boleh dirubah.
2. Sedangkan yang tidak tentu maksudnya
tempat berwakaf itu tidak ditentukan secara terperinci, umpamanya seseorang sesorang
untuk orang fakir, miskin, tempat ibadah, dll.
3. Persyaratan bagi orang yang menerima
wakaf tertentu ini (al-mawquf mu'ayyan) bahwa ia mestilah orang yang boleh
untuk memiliki harta (ahlan li al-tamlik), Maka orang muslim, merdeka dan kafir
zimmi yang memenuhi syarat ini boleh memiliki harta wakaf.
4. Adapun orang bodoh, hamba sahaya,
dan orang gila tidak sah menerima wakaf.
Komentar
Posting Komentar